Diskusi Publik “Ba Iyo Ba Tido” Lahirkan "PATI KATO" Gerakan Bersama Membangun Nagari (GBMN)
Parit Malintang, 15 Juli 2025 — Diskusi Publik “Ba Iyo Ba Tido” yang digelar di Hall IKK Parit Malintang, Selasa (15/7/2025), tidak hanya menjadi ruang bertukar gagasan, tetapi juga menghasilkan langkah konkret yang dituangkan dalam bentuk rekomendasi bernama “PATI KATO”. Rekomendasi ini melahirkan sebuah gerakan baru bertajuk Gerakan Basamo Mambangun Nagari (GBMN).
“PATI KATO” merupakan bentuk kesepakatan kolektif antara pemerintah daerah, akademisi, tokoh adat dan agama, serta elemen masyarakat lainnya sebagai wujud nyata kesadaran bersama bahwa membangun nagari membutuhkan sinergi lintas sektor.
Langkah-Langkah GBMN yang Disepakati antara lain
Penyusunan Pengurus GBMN Dilakukan oleh tim inisiatif bersama Pemda, Tali Tigo Sapilin (niniak mamak, alim ulama, dan cadiak pandai), selambat-lambatnya akhir Juli 2025.
Pembentukan Forum Nagari, Forum ini akan diinisiasi oleh para Wali Nagari bersama unsur Tali Tigo Sapilin di tingkat nagari sebagai wadah koordinasi dan perencanaan pembangunan berbasis nilai lokal.
Pengukuhan Pengurus dan Muzakarah Tali Tigo Sapilin Dijadwalkan pada Jumat pertama Agustus 2025, sebagai tonggak awal penguatan sinergi antara adat, agama, dan pemerintah.
Dan Pembahasan Program Kerja Direncanakan berlangsung pada Jumat pertama September 2025, yang akan memformulasikan program kerja jangka pendek dan jangka panjang GBMN.
Kwmudian Sosialisasi dan Komunikasi GBMN kepada Perantau Gerakan ini juga akan dikomunikasikan secara resmi kepada para perantau agar turut berperan aktif dalam pembangunan nagari, baik secara ide maupun sumber daya.
Dukungan Kuat dari Lintas Elemen
Gagasan ini menjadi hasil kesepahaman bersama antara tim akademisi, Pemerintah Daerah yang diwakili oleh Sekda, Ketua LKAAM, dan Ketua MUI Kabupaten Padang Pariaman.
Gerakan GBMN melalui "PATI KATO" diyakini sebagai upaya membangun nagari secara menyeluruh—tidak hanya secara fisik, tetapi juga dari sisi moral, spiritual, sosial, dan budaya.
Dengan hadirnya gerakan ini, diharapkan Padang Pariaman tidak hanya membangun dari pinggir ke tengah, tetapi dari hati ke hati, menuju daerah yang kuat secara identitas, mandiri secara ekonomi, dan harmonis dalam kehidupan sosialnya.(Kominfo)