"Baiyo Batido", Pemerintah Padang Pariaman Gelar Diskusi Publik Bangun Nagari Secara Kolektif
Parit Malintang, 15 Juli 2025 — Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menggelar Diskusi Publik Baiyo Batido bertajuk "Gerakan Bersama Membangun Nagari di Kabupaten Padang Pariaman", yang berlangsung di Hall IKK Parit Malintang. Acara ini menghadirkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh akademisi, pemerintah nagari, tokoh adat, hingga organisasi pemuda.
Diskusi yang digagas oleh para tokoh dan akademisi asal Padang Pariaman ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi daerah saat ini, serta keinginan kuat untuk bersama-sama merumuskan langkah-langkah konkret menuju Padang Pariaman yang lebih maju.
Hadir sebagai narasumber utama dalam diskusi ini antara lain Prof. Dr. Duski Samad (membahas aspek religius), Prof. Dr. Amril Amir (adat dan budaya), serta dimoderatori oleh Dr. Hari Effendi Iskandar. Hadir pula akademisi lainnya seperti Prof. Armai Arief, Prof. Syafruddin, Dr. Alianis, dan Iskandar.
Selain para akademisi, kegiatan ini turut dihadiri Wakil Bupati Padang Pariaman Rahmat Hidayat, kepala OPD, para camat, wali nagari, niniak mamak, organisasi kemasyarakatan, KNPI, organisasi pemuda, hingga perwakilan pesantren.
Bupati JKA: Membangun Daerah Adalah Tanggung Jawab Kolektif
Dalam arahannya, Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis (JKA) menyampaikan bahwa membangun daerah bukanlah tanggung jawab pemerintah semata, tetapi merupakan kerja kolektif yang membutuhkan keterlibatan semua pihak.
“Hanya dengan semangat gotong royong, sinergi, dan kebersamaan, kita dapat mewujudkan kemajuan yang merata dan berkelanjutan di seluruh pelosok Padang Pariaman,” ujar JKA.
Ia menekankan bahwa Baiyo Batido bukan sekadar jargon, melainkan ajakan serius untuk membangun kepercayaan dan kerja sama lintas sektor—antara pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan tokoh adat serta agama.
“Membangun daerah bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal moral, pendidikan, agama, dan akhlak,” imbuhnya.
Di akhir sambutannya, JKA menyampaikan apresiasi kepada seluruh undangan dan para tokoh yang hadir:
“Saya ucapkan selamat datang dan apresiasi atas kehadiran dunsanak ambo sadonyo.”
Berbagai Gagasan dan Gerakan Nyata untuk Nagari
Diskusi berlangsung hangat dan penuh semangat. Berbagai ide serta usulan konkret muncul, seperti:
Pentingnya advokasi nagari untuk melahirkan Peraturan Nagari (Perna) yang mendukung penguatan nilai adat dan budaya.
Program edukasi dan pembinaan jiwa untuk masyarakat, khususnya generasi muda.
Peningkatan partisipasi aktif perantau dalam pembangunan nagari melalui kontribusi ide dan sumber daya.
Prof. Duski Samad menyampaikan bahwa gerakan ini bukan soal proyek, melainkan panggilan hati dan gerakan spiritual yang berbasis nilai-nilai kultural dan sosial.
“Ini bukan soal proyek. Kita lahirkan gerakan spiritual, panggilan hati, kultural dan sosial yang bertujuan membangun nagari yang cerah jiwanya, sejahtera ekonominya, dan bahagia hidupnya,” tutup Prof. Duski.