Berita Daerah

Hutan Lindung, Hutan Rakyat

Pada umumnya hutan di Kabupaten Padang Pariaman adalah hutan lindung dan hanya sebagian kecil yang merupakan hutan rakyat. Areal hutan tahun 2003, mengalami penurunan seluas 310 Ha yaitu 42.430 Ha tahun 2000 menjadi 42.120 Ha pada tahun 2003.

Penurunan tersebut sebagian besar karena dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai areal pertanian, pemukiman dan peruntukan lainnya
Potensi kehutanan di Kabupaten Padang Pariaman belum dimanfaatkan untuk hutan produksi, tetapi hanya difungsikan sebagai hutan lindung, perlindungan dan pelestarian alam.

Berdasarkan SK Mentri Kehutanan No.422/Kpts.11/1999 tanggal 15 Juni 1999 luas kawasan hutan Kabupaten Padang Pariaman ? 31.335 Ha yang terdiri dari : 1. Hutan Suaka Alam dan Wisata (HSAW) ? 11.441 Ha, 2. Hutan Lindung (HL) ? 19.894 Ha.

Dari luas kawasan hutan tersebut setiap tahunnya mengalami kerusakan, yang diantaranya disebabkan oleh kegiatan perladangan berpindah dan perambahan hutan. Areal kehutanan tahun 2003 mengalami penurunan seluas 310 Ha dari 42.430 Ha pada tahun 2000 menjadi 42.120 Ha pada tahun 2003.

Penurunan ini berasal dari areal semak belukar yang pada umumnya dimanfaatkan untuk permukiman dan peruntukan lainnya.Inilah beberapa di antara penyebab terjadinya lahan kritis.

Meskipun telah diadakan kegiatan reboisasi dari tahun 2002 s/d 2007 seluas ? 1.451 Ha, ternyata belum mampu memulihkan kerusakan hutan yang telah terjadi.

Pada umumnya sebaran lahan kritis yang terdapat di wilayah Kabupaten Padang Pariaman berada pada areal perbukitan, dimana areal perbukitan tersebut merupakan daerah hulu dari daerah tangkapan air (DTA) atau daerah aliran sungai (DAS) yang ada di Kabupaten Padang Pariaman. Dampak dari keberadaan lahan kritis tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan hidrologis wilayah DAS.

Kondisi ini dapat dilihat sepanjang tahun 2006, sungai utama yang ada di Kabupaten Padang Pariaman yaitu Batang Anai, Batang Mangau dan Batang Gasan menunjukan nilai koefisien run off (c) dan Koefisien Region Sungai (KRS) tergolong tinggi, sehingga dapat dikatakan kondisi ketiga DAS tersebut berada pada kondisi buruk.

Bagikan Artikel