page loader

Berita Daerah

Katupek Gulai Tunjang Kilner Khas yang Melegenda di Padang Pariaman

28-07-2025
Share:
Image Carousel

Padang Pariaman — Jika Anda tengah berkunjung ke Kabupaten Padang Pariaman, sempatkan diri untuk mampir ke Balai Baru, Nagari Balah Aia, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Di tempat inilah tersaji kelezatan katupek gulai tunjang—kuliner khas Padang Pariaman yang cita rasanya sulit ditandingi.

Bupati Padang Pariaman, Dr. H. John Kenedy Azis, SH, MH, bahkan secara khusus mengajak masyarakat, termasuk wisatawan serta dunsanak di rantau, untuk mencicipi langsung sajian ini di tempat asalnya.

“Bagi yang ingin makan katupek gulai tunjang dan jangek, datanglah ke Pasar Balai Baru. Menu ini favorit banyak orang,” ujar Bupati yang akrab disapa JKA.

Pada Minggu pagi, 27 Juli 2025, JKA bersama Wakil Bupati dan Ketua TP-PKK Padang Pariaman, didampingi beberapa kolega, turut menikmati menu legendaris ini langsung di Pasar Balai Baru, Sungai Sariak.

Katupek gulai tunjang merupakan perpaduan ketupat yang disiram kuah gulai nangka pedas, disempurnakan dengan tunjang (kaki sapi atau kerbau) serta jangek (kulit sapi/kerbau). Kuahnya kaya rempah, aroma dan rasanya menggugah selera sejak suapan pertama. Meski lezat, kuliner ini dikenal tinggi kolesterol, sehingga perlu dinikmati secara bijak.

Di Pasar Balai Baru, atau di Los lambuang (semacam pujasera tradisional), warung-warung mulai buka sejak subuh. Tak heran jika tempat ini selalu ramai oleh pengunjung, dan lauk favorit ini biasanya sudah habis sebelum siang tiba.

Tak hanya katupek gulai tunjang, pengunjung juga bisa mencicipi aneka sajian lain seperti sala bulek, rakik udang, lontong pecal, kacang ijo, hingga minuman khas seperti teh talua dan kopi manis. Komplet untuk sarapan atau sekadar melepas rindu kampung halaman.

“Balai Baru memang jadi primadona. Setiap musim Lebaran atau saat perantau pulang kampung, pasar ini selalu padat. Bisa dibilang, kalau bicara Balai Baru, yang langsung terlintas di pikiran orang adalah katupek gulai tunjang,” ujar Kepala Dinas Kominfo Padang Pariaman, Zahirman, yang juga merupakan putra asli VII Koto itu. 

Zahirman bahkan mengisahkan tradisi lama yang masih lestari hingga kini: usai mengantar mempelai perempuan dalam pesta pernikahan, keesokan paginya keluarga besar akan sarapan bersama di Pasar Balai Baru.

“Itu sudah jadi kebiasaan sejak dulu. Sampai sekarang, kalau musim baralek, tradisi itu masih sering terjadi,” tuturnya mengenang masa kecilnya.

Menariknya, warung katupek gulai tunjang asal Balai Baru kini telah banyak “merantau”. Para pedagangnya tersebar di berbagai kota di Indonesia, membawa serta cita rasa kampung halaman.

“Kalau bertemu penjual katupek gulai tunjang di rantau, kemungkinan besar mereka berasal dari sini atau pernah jualan di pasar ini,” tambah Zahirman.

Dengan kekayaan rasa, nilai tradisi, dan kekuatan identitas lokal, katupek gulai tunjang dari Balai Baru bukan sekadar makanan. Ia adalah bagian dari warisan budaya kuliner Minangkabau yang layak dipromosikan hingga tingkat nasional, bahkan internasional