Berita Daerah

Anak anak Tanjuang Mutuih, Padang Sago Mengisi Liburan dengan Membaca

 

Sejumlah anak membaca buku di taman baca masyarakat Alam Takambang Korong Tanjuang Mutuih, Nagari (Desa Adat) Koto Dalam Barat, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.(Aadiat M Sabir)

Parit Malintang, – Masa liburan sekolah bagi anak anak merupakan masa yang sangat menyenangkan baginya karena bisa menonton tv, main game, dan bermain sepuasnya. Tapi lain halnya dengan anak anak yang berada di Korong Tanjuang Mutuih, Nagari Koto Dalam Barat, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Mereka sangat bersemangat untuk datang ke pos pemudanya yang dijadikan teman baca. Di taman baca masyarakat Alam Takambang ini puluhan anak yang rata-rata masih Sekolah Dasar menghabiskan libur akhir pekannya. Hari yang biasanya digunakan untuk menonton film animasi di televisi dan bermain gawai digunakan untuk bercengkerama dengan buku-buku. Hal ini merupakan salah satu bentuk usaha dari seorang pemuda bernama Yahya Efendi untuk membujuk anak-anak tersebut mau datang dan membaca di taman baca yang baru dibentuknya akhir tahun lalu. Memang tidak ada yang istimewa dari Yahya. Namun, di sela kesibukan menjalankan usaha mebel dan Wali Korong, dia masih menyempatkan diri membuka dan mengurus taman baca yang bukunya merupakan sumbangan dari berbagai pihak, baik yang ada di daerah itu maupun di perantauan. Yahya mengatakan dibentuknya taman baca tersebut berawal dari perkembangan teknologi yang sudah mulai meresahkan dan mempengaruhi pribadi dari anak anak yang saat ini sudah merebak sampai ke pelosok negeri. Sebut saja mulai dari menonton televisi, mengoperasikan komputer hingga game telah menjadi rutinitas manusia saat ini. Memang tidak dapat dipungkiri, peralatan tersebut menawarkan ribuan aplikasi bahkan permainan yang dapat memanjakan penggunanya sehingga membaca dinomorduakan. Namun, melihat antusias anak-anak untuk datang membaca dan mendengarkan arahan, membuatnya bersemangat untuk terus melanjutkan perjuangannya itu. "Rata-rata setiap Minggu anak-anak yang datang ke taman baca mencapai 20 orang," kata Yahya Efendi di Padang Sago. Ia mengatakan pembentukan taman baca tersebut berawal dari minimnya minat baca generasi muda di daerah itu karena mulai terpengaruh oleh perkembangan teknologi, terlebih game, yang membuat anak-anak lebih banyak main perangkat itu. Untuk menambah kunjungan, ia bekerja sama dengan guru Taman Pendidikan Al Quran di daerah itu. Kerja sama itu guna mengarahkan anak didiknya ke taman baca tersebut. Bahkan, ia tidak segan-segan memberikan uang untuk anak yang mendapatkan prestasi di sekolah.

Bagikan Artikel