Berita Daerah

Kunjungan Komisi IV DPRD Padang Pariaman ke Kabupaten Gowa

Komisi IV DPRD Padang Pariaman dan Rombongan berfoto bersama anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Gowa dan  Unsur SKPD                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         

Kunjungan Komisi IV DPRD Padang Pariaman dan Rombongan dibidang Sektor Pendidikan Ke kantor DPRD Kabupaten Gowa diterima anggota Komisi IV Agus Salim dari PKS, serta Kabag Persidangan dan Risalah Andi M Rifai. Dari unsur SKPD hadir Kepala Dinas Pariwisata Andi Rimba Alam dan Sekretaris Dinas Pendidikan Sappe Mangiriang.

Rombongan Komisi IV DPRD Padang Pariaman : Jon Hendri (Ketua), Jempol (Wakil Ketua), Dwi Warman (Sekretaris), M Defriadi Dt Rky Basa, Bastian Desa Putra, Alfa Edison, Basir, Hasan Basri, Dasril Yani Pasha (Anggota). Suarni Murad (Sekwan), Akhirudin (Staf Ahli/SKPD Pendamping), Syaiful Bahri (Dinkes, SKPD Pendamping), Wahirman, Jhon Driman, Henni (Setwan/Pendamping)

Dalam sambutan singkatnya Agus Salim menjelaskan kondisi alam Gowa yang memiliki dataran tinggi dan rendah. Karena berbatasan lansung dengan Makassar sebagai ibukota profinsi Sulawesi Selatan, pembangunan fisik dan infrastruktur perkembangannya lumayan cepat.

Pada bagian demokrasi, di Gowa dari dulunya, sejak masih berbentuk kerajaan sebelum Indonesia merdeka sekitar awal abad 16 sudah terbentuk sedemikian rupa. Sehingga antara pemimpin dengan rakyat seumpama tiga hal. Ibarat angin dan kayu, ibarat aliran air dengan batang kayu dan ibarat jarum dan benang.

“Artinya adalah antara pemerintah dengan rakyat harus sejalan dan selalu bersatu dalam segala kondisi. Fungsi pemersatu diperlihatkan dan dipertegas dalam perumpamaan antara jarum dan benang,” kata Agus Salim.

Sekretaris Komisi IV DPRD Padang Pariaman Dwi Warman Chaniago dalam hantarannya menyebutkan, Padang Pariaman yang mengalami kehancuran akibat gempa bumi 2009, secara perlahan mulai bangkit. DPRD bersama pemerintah melakukan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Alhamdulillah, rumah yang mengalami rusak, kini sudah berdiri kokoh kembali. Ekonomi masyarakat sudah menggeliat. Kita ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak di nusantara atas perhatian dan partisipasinya,” kata mantan wartawan ini.

Dalam eksposnya Kepala Dinas Pariwisata Andi Rimba Alam mengakui kultur budaya dan kondisi alam antara Gowa dan Padang Pariaman banyak memiliki kesamaan. Bahkan sejak zaman kerajaan Gowa dan Pagaruyung.

Dalam menggenjot pendapatan di bidang pariwisata, Gowa memanfaatkan kondisi alam yang memiliki bukit dan air terjun. Satu di antaranya yag terkenal adalah air terjun bertingkat Malino yang terletak di Kecamatan Tinggimoncong. Perjalanan ke Malino ditempuh sekitar dua jam perjalanan dari pusat kabupaten.

Biaya pendidikan di Gowa gratis sejak tingkatan SD hingga SMA dan SMK negeri dan swasta. Untuk menyelenggarakannya dibiayai oleh APBD kabupaten dan propinsi, serta pusat dalam bentuk biaya operasioal sekolah (BOS).

“Banyak tantangan dari kepala sekolah, mungkin karena lebih sedikit mengelola uang, tapi bupati kami  tetap tegas dan mengatakan lebih baik sedikit tapi berkah daripada banyak tapi tak bermanfaat,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Sappe Mangiriang.

Tak hanya itu, bagi siswa yang tak memiliki uang yang cukup untuk membeli pakaian seragam diizinkan mengenakan pakaian bebas yang sopan. Karena pemerintahan di sini tidak menjadikan pakaian sebagai alat ukur kemajuan pendidikan. 

Untuk mendisiplinkan penyelenggaraan pendidikan, Gowa melahirkan Satpol Pendidikan. Satpol ini bertugas menjaga stabilitas sekolah, termasuk kepala sekolah sendiri. Juga menjemput guru yang tinggalya lebih dari 2,5 km.

Terhadap siswa tamatan SMA/SMK di Gowa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dibiayai oleh APBD setempat yang diberi nama program Investasi Sumber Daya Manusia (SDM).

Istilah tidak naik kelas dan tidak lulus sekolah juga tidak berlaku di Gowa. Karena nilai siswanya yang kurang bisa dilengkapi pada tahun pendidikan dan tingkatan berikutnya. Demikian juga untuk keluulusan. Terhadap persoalan ini, Pemkab Gowa sudah mengikat kerjasama dengan lebih dari 20 perguruan tinggi di Sulsel sekitarnya.

Bertentangan dengan aturan resmi dari Kemendikbudkah? “Kami sudah mengonsultasikannya dengan Mendikbud Anis Baswedan,” tegas Sappe Mangiriang.(tim)

Bagikan Artikel