Bupati : Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pemeliharaan Tanaman Coklat Masih Sangat Kurang
Setelah 10 minggu melakukan pelatihan terhadap para petani, akhirnya Sekolah Lapangan Coklat (Fielday Cacao) yang diadakan oleh NGO Swiss Contack ditutup oleh Bupati Ali Mukhni , pada hari Selasa (10/9) di Korong Sikabu Bukik, Nagari Sikabu, Lubuk Alung.
Tampak hadir pada acara tersebut Kadis Perkebunan Provinsi Sumbar, Asisten I Anwar, Kepala BP3KP Yusri, Kadisperindag Netti Warni, Kabag Humas Zahirman, Camat Lubuk Alung Azminur, dan Regional Program Swiss Contack, Giri beserta jajarannya.
Bupati Ali Mukhni dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi pada NGO Swiss Contak yg telah peduli terhadap petani, yaitu mengadakan Sekolah Lapangan Coklat (Fielday Cacao).
Apa yang dilakukan Swiss Contack ini, sudah sangat tepat, karena kita menyadari bahwa pengetahuan masyarakat terhadap pemeliharaan tanaman coklat masih sangat kurang. Sementara, tenaga penyuluh yang diharapkan untuk membina petani, tidak sebanding jumlahnya dengan luas lahan dan banyaknya kelompok tani, jelas Bupati.
"Untuk itu, upaya yang dilakukan oleh Swiss Contak ini, patut kita apresiasi", tukuk Ali Mukhni.
Kepada petani, Bupati juga mengajak agar menerapkan ilmu dan pengetahuan yang sudah dipelajari pada sekolah lapangan. Rawat dan peliharalah tanaman coklat dengan baik sehingga produksinya menjadi lebih baik. Tanpa perawatan yang baik dan benar, maka hasil produksi coklat tidak akan maksimal.
"Sebenarnya, bertanam coklat dapat meningkatan pendapatan petani. Karena pada saat sekarang harga coklat cukup kompetitif yaitu Rp. 20.000/Kg. Sementara produksi kakao per hektar adalah 1 ton/tahun. Dengan demikian, setiap 1 hektar kakao dapat menghasilkan uang sebanyak : 1000 kg x Rp. 20.000 = Rp. 20 juta", hitung cepat Ali Mukhni dalam pidatonya.
Menurut data yang ada, pada saat sekarang rata-rata petani sudah memiliki tanaman kakao minimal 2 hektar/kk. Tentu dengan penghasilan 40 juta/tahun, para petani kakao tersebut sudah dapat hidup dengan sejahtera, terang Bupati dengan optimis.
Kalau semua kita telah berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mengolah lahan pertanian maka tidak akan ada lagi keluarga miskin didaerah ini".
Beberapa lahan kita sangat produktif untuk program pertanian, seperti tanaman coklat, jagung, padi dan beberapa komoditi lainnya. Tentu dengan penerapan program sekolah lapangan seperti ini maka hasil produksi pertanian terus meningkat. Kalau hasil produksi pertanian meningkat maka pendapatan petani akan bertambah juga dan tentu dapat mensejahterakan para petani.
Penutupan sekolah lapangan ini bukan berarti selesai tugas kita, namun ini merupakan awal dari aktifitas kita dalam mempraktekan ilmu dan pengetahuan yang didapat pada sekolah tersebut. Untuk itu, saya mengharapkan pada petani agar lebih tekun lagi dalam berusaha dan mengolah lahan pertanian, tegas Ali Mukhni, mengakhiri sambutannya.
Sementara itu sebelumnya, Ketua Panitia Sekolah Lapangan, A.Labai Piliang dalam laporannya menyampaikan bahwa Sekolah Lapangan Coklat (Fielday Cacao) ini diikuti oleh 6 kelompok tani yang masing-masing beranggotakan 6 orang.
Pelajaran yang diberikan dalam Sekolah Lapangan adalah pengetahuan dan ilmu tentang mengelola tanaman coklat yaitu cara memangkas, memupuk, sanitasi dan cara pembibitan, terang Labai yang juga adalah Ketua Poktan Mekar Sari III.
Sedangkan, salah seorang siswa Sekolah Lapangan Coklat Herdianto juga mengungkapkan bahwa Sekolah Lapangan ini sangat penting karena dapat memberikan ilmu dalam memelihar tanaman coklat dengan baik dan benar. "Dari apa yang tidak tahu menjadi tahu, dari cara yang salah menjadi benar, itulah yang kami dapatkan di sekolah lapangan ini", tutur anggota Poktan Mekar Sari in.
Diakhir acara, juga dilakukan penyerahan piala kepada para pemenang lomba selama kegiatan Sekolah Lapangan Coklat. Setelah itu dilanjutkan dengan pertunjukan keterampilan para siswa Fielday Cacao dalam memangkas tanaman coklat.(tim)
ÂÂÂÂÂ