Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru-paru dan organ lainnya.
Di Indonesia, angka kematian penyakit ini mencapai 11 kematian/jam. Angka ini menjadikan Indonesia menjadi negara tertinggi kedua kasus TBC di dunia. Di kecamatan Patamuan, TBC juga menjadi masalah kesehatan serius yang berdampak besar bagi masyarakat. Sejak tahun 2022-2024, tercatat 11 orang penderita TB meninggal dunia.
TB menyebar dari orang ke orang melalui udara. Jika penderita TB bersin, batuk, atau meludah akan mendorong kuman-kuman TB ke udara sehingga terhirup oleh orang lain. Orang dengan faktor resiko kurang gizi, infeksi HIV, minum beralkohol, dan merokok akan lebih mudah tertular penyakit ini. Jika dibiarkan bisa menyebabkan kematian.
Hambatan utama dalam penanggulangan TBC ini adalah rendahnya kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan hingga tuntas. Banyak pasien yang menghentikan pengobatan di tengah jalan karena sudah merasa sehat, bosan, takut efek samping, dan kurangnya pengawasan minum obat. Padahal ketidaktuntasan minum OAT (Obat Anti Tuberkulosis) menyebabkan resistensi obat, kegagalan pengobatan, hingga penularan berulang.
Untuk mengatasi masalah ini, Puskesmas Patamuan membuat sebuah inovasi yang bernama PATUAH OAT (Patamuan Tertib, Utuh Awasi Harian Obat Anti TBC). Inovasi ini berupa sistem pemantauan harian minum OAT bagi pasien dengan menekankan pentingnya “patuh” sebagai kunci kesembuhan. Pemantauan dilakukan oleh keluarga pasien/kader/tetangga pasien. Selain itu, inovasi ini juga melibatkan lintas sektor seperti perangkat nagari untuk memantau minum obat pasien TBC.