Bekerja ikhlas dan penuh tanggungjawab adalah kunci kesuksesan. Orang yang bekerja dengan ikhlas, ukurannya bukan lagi materi. Bukan rendah atau tingginya harga, bukan sedikit atau banyaknya harta, tetapi upaya terus menerus untuk mencari ridhoNya semata. Ikhlas bukan hasil sesaat atau snapshot, tetapi an on-going process yaitu proses yang berjalan secara terus menerus karena kita tidak akan pernah tahu apakah kita sudah bekerja dengan ikhlas atau belum, atau dia sudah ridho atau belum.
Inilah prinsip yang selalu dipakai oleh Nofriyanti, S.P., M.Si seorang ASN di Kabupaten Padang Pariaman yang telah mengabdikan dirinya selama dua belas tahun. Diangkat menjadi Kasubid Pemerintahan dan Kesra Bappeda pada tahun 2013 wanita kelahiran November 1981 ini telah mendampingi SNV Belanda. SNV (Stichting Nederlandse Vrijwilligers) atau yang biasa dikenal sebagai Netherland Development Organisation merupakan lembaga pembangunan dari Belanda yang telah berdiri sejak tahun 1965 dan telah bekerja di 38 Negara di seluruh dunia. SNV telah bekerja di Indonesia sejak tahun 2013, dengan 3 (tiga) sektor utama yaitu Pertanian (Agriculture), Energi Terbarukan (Renewable Energy) serta Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH). Dalam pelaksanaan kegiatan, SNV di Indonesia berkoordinasi dengan Direktorat Jendral Bina Pembangunan Daerah (BANGDA) Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Kabupaten Padang Pariaman dipilih menjadi pilot project untuk pendampingan SNV Belanda dibidang WASH (Water, Sanitation and Hygiene) yaitu pendampingan dalam mewujudkan akses Air bersih dan Sanitasi layak untuk semua.
“Pada tahun 2013 kebetulan telah dipercayakan menjadi Kasubid Pemerintahan dan Kesra Bappeda dan pada saat itu juga dipercaya mendampingi SNV Belanda berupa pendampingan ke masyarakat baik berupa sosialisasi dan peningkatan kapasittas di bidang sanitasi dan air bersih. Seiring berjalannya waktu SNV Belanda menunjuk NGO lokal di Sumatera Barat sebagai perpanjangan tangan SNV terkait penanganan sanitasi di Sumatra Barat khususnya Kabupaten Padang Pariaman sehingga diserahkanlah kepada Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M), karena mereka menilai penanganan sanitasi di Kabupaten Padang Pariaman harus dilanjutkan agar tercapai akses sanitasi layak untuk semua, terrang Upik sapaan akrabnya ini saat ditemui diruang kerjanya.
Hingga tahun 2019 segala jenis pekerjaan selalu didampingi oleh Bappeda baik itu terkait sanitasi maupun air bersih. Dengan berbagai pertimbangan dan Kriteria yang disyaratkan oleh pihak SNV maka pada saat itu dipilih pilot project untuk Sanitasi tersebut di 3 Nagari pada Kecamatan Nan Sabaris yaitu Nagari Pauh Kambar, Kapalo Koto dan Kurai Taji dimana targetnya adalah agar nagari tersebut menjadi nagari ODF (Open Defication Free)/ Bebas dari buang air besar sembarangan.
“3 Nagari di Kecamatan Nan Sabaris dipilih menjadi pilot project sebagai nagari ODF dimana tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembaranagan, karena kita lebih fokus kepada Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) yang salah satu indikatornya adalah masyarakat tidak buang air besar sembarangan,â€ÂÂÂÂÂÂsambungnya. Akhirnya target itu tercapai, yaitu dengan dinobatkannya Nagari Kapalo Koto Kecamatan Nan Sabaris sebagai nagari pertama yang ODF di Kabupaten Padang Pariaman.
Ketika menjabat sebagai Kasubid Kesehatan, PM dan Kesra Bappeda hingga tahun 2019, Ia berkesempatan menjadi perwakilan dari Sumatara Barat untuk menghadiri konferensi Internasional yang dinamakan dengan Wash Water Sanitation and Hygiene (WASH Conference) yang dilaksanakan di Brisbane, Australia.
“Yang menjadi pilot project SNV Belanda di Sumatera Barat hanya tiga daerah saja yakninya Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Sijunjung, dan Kota Padang, sehingga SNV Belanda mengundang satu perwakilan dari tiga daerah pilot project tersebut. Sehingga saya mencoba untuk mengikuti seleksi tersebut dimana persayaratan yang dibutuhkan berupa motivation letter, Interview, dan video best practice tentang sanitasi, sehingga setelah memenuhi syarat tersebut maka terpilih saya untuk mewakili Sumatra Barat pada Konferensi International tersebut dengan membawa nama Kabupaten Padang Pariamanâ€ÂÂÂÂÂÂsambung ASN yang juga pernah sebagai Kabid Anggaran BPKD ini.
Nofriyanti Saat di Brisbane,Australia
Selama sepuluh hari mengikuti konferensi tersebut pada Maret 2019, Ia menceritakan dan juga mepresentasikan terkait kondisi di Kabupaten Padang Pariaman baik kesediaan air bersih, sanitasi dan juga terkait pengarusutamaan gender. Pada tahun 2019 penanganan sanitasi di Kabupaten Padang Pariaman baru berkisar enam puluh tiga persen,dan untuk ODF baru satu nagari yakninya Nagari Kapalo Koto Kecamatan Nan Sabaris. Hal ini dapat terwujud atas kerjasama SNV Belanda, Dinas Kesehatan, Forum Kabupaten Sehat dan Bappeda. “Disana kami juga menceritakan bahwa Kepala Daerah di kabupaten Padang Pariaman berkomitmen untuk mewujudkan sanitasi yang layak dibuktikan dengan setelah dari Brisbane tersebut telah terbitkan Peraturan Bupati tentang STBM tersebut, Surat Edaran terkait ODF dan juga kesepakatan dari Dinas Kesehatan dan OPD terkait lainnnya sehingga ini bentuk dari komitmen kepala daerah untuk mendukung perwujudan sanitasi yang layak serta penyediaan air bersih. Selain itu ia juga menceritakan tentang perspektif gender di Kabupaten Padang Pariaman â€ÂÂÂÂÂÂsambung alumni Faperta Unand ini. Disamping itu ia juga mengajak dan mensosialisasikan kepada TP-PKK tentang sanitasi tersebut, karena agar lebih mudahnya sanitasi ini diwujudkan maka dibutuhkan peranan ibu-ibu agar mendorong para bapak membuatkan septic tank yang layak.Nofriyanti Saat Menceritakan Kondisi Padang Pariaman
Saat ditanyai tentang motivasi mengikuti seleksi untuk perwakilan Konferensi di Brisbane tersebut yakninya ingin menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Padang Pariaman, sebelumnya kami juga telah aktif dalam kegiatan kota tanpa kumuh dan Kabupaten sehat yang juga sudah mendapat penghargaan tingkat nasional sebanyak dua kali. Ini berkat kerjasama semua pihak dan OPD di Kabupaten Padang Pariaman. Didapatnya dua penghargaan nasional tersebut, tidak lepas dari peran aktif Forum Kabupaten Sehat, Forum Komunikasi Kecamatan Sehat dan Pokja Nagari Sehat sehingga fokusnya ialah berupaya mensosialisasikan agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan serta menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. “Selain peduli terhadap lingkungan dan berupaya mewujudkan Kabupaten sehat juga terinspirasi dari teman yang sering mengikuti short course sehingga juga menarik saya untuk mengikuti hal yang demikian, dalam prinsipnya mengapa orang itu bisa kenapa kita tidak sementara kita juga mampu utuk melaksanakannnya,â€ÂÂÂÂÂÂkelakarnya Prestasi lain yang juga diperoleh oleh Nofryanti yakninya berkesempatan melaksanakan Seminar Akhir Thesis di Asian Institute Technology (AIT) Bangkok yakninya kerjasama Unand-AIT Thailand untuk memperoleh gelar Magisternya. “Alhamdulillah setelah menamatkan Strata 1 di Universiatas Andalas, berkesempatan untuk melanjutkan studi master atas rekomendasi dari dosen di Unand, ini merupakan kerjasama Unand dengan AIT dibidang INRM (Integrated Natural Resources Management) yang dibiayai oleh Ford Foundation dan World Bank,†Nofriyanti juga membocorkan kiat untuk menggapai pencapaian tersebut, menurutnya dalam mengerjakan sesuatu tersebut harus totalitas dan dikerjakan tepat waktu serta selalulah merpermudah urusan orang lain, tuluslah dalam bekerja, selalu berfikir positif serta jangan segan untuk meminta maaf walaupun terhadap bawahan atau bahkan orang yang lebih muda umurnya. “Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kalimat yang selalu menjadi inspirasi saya yakninya selalulah berbuat baik kepada sesama. Maka hal baik juga akan datang pada kita. Orang baik akan punya banyak teman. Selalu memudahkan urusan orang lain, maka urusan kita juga akan dimudahkan, Mintalah doa kepada ibumu, maka segenap alam semesta akan mengaminkannya, Beranilah bermimpi, Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi mu (Andrea Hirata),â€ÂÂÂÂÂÂterang Nofriyanti yang juga merupakan Lulusan Terbaik 2 pada Diklat Kepemimpinan Perubahan Angkatan Pertama Tahun 2014 lalu. Pencapaian yang didapat hingga sekarang ini tidak terlepas dari peranan keluarga terutama doa dari orang tua serta dukungan dari suami dan anak-anak, karenanya saat menjalankan pekerjaan tersebut keluarga sangat mendukung penuh segala kegiatan yang tengah dilaksanakan “Keluarga sangat mendukung segala kegiatan yang dilakukan dan tidak pernah protes dengan kegiatan yang dijalani selama ini,dan alhamdulillah selama ini semuanya berjalan lancar tanpa hambatanâ€ÂÂÂÂÂÂujar Istri dari Febri Wandi, A.Md ini.