Berita Daerah

Bencana Menguji Kepemimpinan JKA–Rahmat, Presiden Datang Bawa Angin Segar

21-12-2025
35 kali dilihat
Share:
Image Carousel

Padang Pariaman — Di saat kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat, mulai menunjukkan hasil nyata bagi daerah, ujian besar justru datang bertubi-tubi. Bencana banjir dan longsor melanda berbagai wilayah di Sumatera—mulai dari Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat. Kabupaten Padang Pariaman menjadi salah satu daerah yang terdampak paling parah.

Namun, di tengah situasi sulit itu, kepemimpinan John Kenedy Azis—yang akrab disapa Ajo JKA bersama Rahmat Hidayat tampil sigap dan nyata. Mereka tidak memimpin dari balik meja, melainkan hadir langsung di tengah masyarakat, memastikan negara benar-benar hadir saat warganya diuji musibah.

Sejak kejadian besar pertama pada 22 November 2025 berupa putusnya akses jalan Kampuang Bonai menuju Polres Padang Pariaman di Parik Malintang, JKA langsung bergerak cepat. Pada hari yang sama, tokoh nasional yang dua periode di DPRRI itu menghubungi Sekretaris Utama BNPB guna memastikan proses pendataan serta penanganan darurat dilakukan secepat mungkin.

Bencana ternyata tak berhenti. Banjir dan longsor kembali terjadi di banyak titik, merusak infrastruktur publik dan mengisolasi sejumlah wilayah. Salah satu yang menjadi perhatian serius adalah Korong Sipisang Sipinang, Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, yang terputus total akibat longsor.

Selain itu, longsor di Pasia Laweh, amblasnya jalan di Sikayan, galodo di Asam Pulau, serta kerusakan di berbagai titik lain terjadi hampir merata di Padang Pariaman.

JKA memimpin langsung proses penanganan di lokasi-lokasi terdampak. Mulai dari pendistribusian bantuan logistik hingga percepatan pembukaan akses jalan, seluruh proses dipantau secara intensif, bahkan hingga malam hari. 

Dalam kondisi akses darat terputus, penyaluran bantuan dilakukan menggunakan sistem tali atau troll selama beberapa hari demi memastikan kebutuhan warga tetap terpenuhi.

“Alhamdulillah, berkat kerja bersama, akses untuk warga Sipisang Sipinang akhirnya berhasil dibuka,” ujar JKA saat meninjau lokasi.

Kesigapan dan kehadiran langsung Bupati wakil Bupati dan jajaran di lapangan menarik perhatian banyak pihak. Setelah kunjungan Kepala Staf Kepresidenan, Kabupaten Padang Pariaman bahkan mendapat perhatian khusus dengan kedatangan langsung Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama jajaran kementerian dan lembaga terkait.

Padang Pariaman tercatat dua kali dikunjungi Presiden dalam masa tanggap darurat bencana—sebuah perhatian yang jarang terjadi dan menjadi bukti kuatnya komunikasi serta lobi kepala daerah dengan pemerintah pusat

Kehadiran Presiden menjadi angin segar bagi proses pemulihan sekaligus penegasan komitmen negara dalam menangani bencana di Padang Pariaman.

Gerak Cepat ke Pusat Pemerintahan

Tak menunggu lama, pada Selasa (9/12), JKA langsung bertolak ke Jakarta. Ia melakukan audiensi dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan disambut langsung oleh Dirjen Cipta Karya, Dewi Chomistriana.

Dalam pertemuan tersebut, JKA menekankan pentingnya pemulihan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang terganggu akibat bencana.

“Kami datang memohon dukungan agar kebutuhan dasar masyarakat, terutama air minum dan sanitasi, dapat segera terpenuhi,” tegas JKA.

Respons cepat pun datang dari Kementerian PU dengan menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa tiga set HU dan satu unit MTA, serta komitmen untuk melakukan identifikasi teknis lanjutan guna percepatan pemulihan.

Untuk penanganan jangka pendek, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman juga telah mengusulkan pembangunan 237 unit Hunian Sementara (Huntara) yang tersebar di 23 titik pada 16 nagari di 9 kecamatan.

Sinergi dan Solidaritas Tanpa Batas

Besarnya dampak bencana memantik gelombang solidaritas luas. Dukungan datang tidak hanya dari masyarakat lokal, tetapi juga dari para perantau Padang Pariaman di berbagai daerah. Pemerintah daerah membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya bagi seluruh elemen masyarakat.

Tak hanya posko bencana, kantor nagari, dan kantor camat, Rumah Dinas Bupati Padang Pariaman dibuka 24 jam sebagai pusat koordinasi relawan dan donatur.

“Alhamdulillah, relawan, tim Pemkab, TNI, dan Polri bekerja siang dan malam, terutama dalam distribusi bantuan harian kepada masyarakat terdampak,” ujar JKA.

Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif berkolaborasi dan melaporkan apabila masih terdapat warga terdampak yang belum tersentuh bantuan.

“Mari kita jadikan musibah ini sebagai perekat kebersamaan. Kami butuh sinergi. Laporkan jika masih ada warga yang terlewat,” pungkasnya.

Di tengah bencana besar, kepemimpinan John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat diuji—dan justru di sanalah keteguhan, kehadiran, serta kerja nyata mereka untuk Padang Pariaman semakin terlihat.

Update Dampak Bencana Padang Pariaman

Dampak bencana alam yang melanda wilayah baru-baru ini menyisakan kerusakan fisik dan kerugian materiel yang sangat besar. Berdasarkan data terbaru yang dirilis, total taksiran kerugian diperkirakan mencapai angka fantastis, yakni sebesar Rp 1.370.184.208.133.

Angka tersebut mencakup kerugian infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan irigasi yang menelan biaya perbaikan sekitar Rp 926,7 miliar, serta kerugian non-infrastruktur yang mencapai Rp 443,4 miliar.

Dampak Terhadap Masyarakat dan Hunian

Sektor pemukiman menjadi salah satu yang paling terdampak. Tercatat sebanyak 4.842 unit rumah terendam banjir, sementara ribuan lainnya mengalami kerusakan dengan rincian:

 * Rusak Berat: 404 unit (dengan usulan pembangunan Huntap dan Huntara).

 * Rusak Sedang: 344 unit.

 * Rusak Ringan: 2.708 unit.

Bencana ini juga memaksa sedikitnya 4.847 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain korban dari penduduk setempat, ditemukan pula 40 jenazah yang terbawa aliran dari daerah lain melalui Sungai Batang Anai.

Kerusakan Fasilitas Publik dan Sektor Pertanian

Fasilitas umum juga tidak luput dari kerusakan. Dilaporkan sebanyak 53 fasilitas pendidikan, 51 fasilitas ibadah, serta puluhan jembatan dan titik jalan mengalami kerusakan serius. Sektor sanitasi dan air bersih pun terganggu dengan rusaknya 16 unit SPAM.

Di sektor ekonomi rakyat, para petani dan peternak mengalami pukulan telak. Lebih dari 1.200 hektare sawah dan 577 hektare ladang terendam atau rusak. Kerugian terbesar di sektor hayati terlihat pada jumlah hewan ternak yang mati, yang mencapai 14.080 ekor, serta puluhan kolam/tambak warga yang hancur.

Pemerintah daerah saat ini tengah fokus pada pemulihan infrastruktur vital serta penyaluran bantuan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.(TIM)